Selasa, 15 Mei 2012

Elegi Rasa


Ketika hati mulai terbagi

                Disebuah gedung pusat perbelanjaan di kota cirebon. aku dan ine tengah sibuk berbelanja aksesoris di salah satu toko di dalamnya. Hampir setengah jam kami berada disana. “de, lu nyari apaan sih? udahan yuk...bete nih..” ajak ine yang kelihatannya sudah mulai bosan berlama-lama dalam toko pernak-pernik itu.
“bentar ne, gue lagi nyari cincin, dari tadi belum da yang cocok…”
“mang nyari cincin yang kaya gimana sih?”ujarnya menahan kesal. 
“hmm,, kalo yang ini gimana? Bagus kan?!”sambil menunjuk sepasang cincin berwarna biru dengan gambar lumba-lumba di setiap sisinya.
“eeh, bagus juga tuh, modelnya hampir sama kaya cincin si fariz kan! Cuma beda warna aja” ujarnya yang sedikit tertarik juga pada cincin yang kupilih itu.
“ok, gue ambil ini kalo gitu. Yuk ke kasir” kamipun beranjak menuju kasir yang letaknya tepat di pojok pintu masuk toko. Selesai membayarnya, kami keluar dari toko itu lalu berjalan ke cafe dan memesan dua gelas juice lemon .
Ine memilih tempat di pojok cafe, menikmati minuman yang baru saja diantar oleh seorang pramusaji sembari mengamati keadaan di sekitar kafe itu. obrolan ringan dan hangat kemudian mengalir. Hingga tanpa sengaja pandanganku terpaku pada seorang lelaki memakai kaos bergaris biru putih bersama seorang perempuan berambut panjang dan manis beriringan memasuki café. Mirip sekali dengan orang yang kini dekat denganku.
“ne, tu fariz bukan sih?” tanyaku sambil menunjuk sebuah meja yang jaraknya tidak jauh dari pintu masuk cafe.
“mana?”jawabnya sambil mencari-cari orang yang ku maksud.
“kayaknya sih iya, sama siapa tuh?”ujarnya penasaran.
“gatau, gue gak pernah liat cewe itu sebelumnya”jawabku lesu.
“lu kenapa? lu gak cemburu kan sama mereka?” ujarnya penuh curiga.
Tanpa disengaja dua orang yang sedari di perhatikan melirik kearah kami dan memberikan senyum terpaksa.
“bentar ya ne, gue kesana dulu” aku beranjak dari tempat duduk menuju tempat dua orang yang kami bicarakan sedari tadi.
“ka aiz..” panggilku.
“eh, de ada disini, lagi ngapain?” sambut yang di panggil.
“lagi maen aja, ehm, tadi de dah beli cincin buat kaka. Kak suka gak?” sambil menyerahkan sebuah cincin yang tadi kubeli di toko pernik-pernik.
“bagus, kak pake ya..”jawabnya datar, dan mengenakan cincin itu di jari manisnya
“de sama siapa?” lanjutnya.
“ine”
“oh, inenya apa gak nungguin di tinggal sendirian?”
“yaudah, de balik kesana dulu” aku pergi meninggalkan mereka berdua dengan rasa kesal. Sial, aku di cuekin sama dia.Si cewek yang duduk di samping ka fariz hanya tersenyum sok imut.

“kriiiing……”
Suara telpon membangunkanku dari mimpi menyebalkan itu. fuih… ternyata hanya mimpi. Aku bernafas lega, dan mengambil handphone di meja kecil yang terletak di samping tempat tidur. 1 missed call, fariz. dan 1  message received.
de.. bangun.. dah jam lima loh…
----
ya, ni de bangun..  balasku singkat.
----
 Kulihat jam dinding yang ada di dalam kamar. Jam 05.00 pagi, pantas ka fariz miscall. Mau bangunin aku toh!. Dengan mata yang masih mengantuk, aku paksakan beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, lalu kembali ke kamar dan shalat subuh. Selesai shalat, aku kembali merebahkan tubuh di atas ranjang.
De, udah shalatnya?
Hari ini ujian jam berapa?
Sebuah pesan singkat dari fariz kubalas dengan setengah mengantuk.
Udah,baru z.. ujian jam 12.
 Tiba-tiba aku teringat mimpi barusan…
Ka, ade mimpi gak enak banget tadi..(deniaz)
-----
Emang ade mimpi apa?(fariz)
-----   
 ade mimpi ka aiz punya pacar.
Truz kaka’ cuek ma ade. Sebel! (deniaz)
-----
ya ampun de, sampe segitunya…
kaka kan gak punya pacar… (fariz)
-----
ya, sekarang gak punya.tp nti kaka jga bakalan punya pacar.
truz cuek ma de! (deniaz)
--------
engga de, klopun ka punya pacar,
kak gak akan lupain ade koq…(fariz)
oya, liat ja nti...(deniaz).

Aku menghela nafas panjang, teringat saat aku menantangnya memasak nasi goreng bulan desember lalu. Dan ternyata nasi goreng buatanku gak se’enak yang dia bikin. Perjanjiannya, yang kalah bayarin nonton. Yah, aku kemakan omongan sendiri deh.
“kakak kan dah bilang, ga usah dilanjutin lombanya, pasti kak yang menang…hehehe” ucapnya mengejek.
“loh, apa salahnya nyoba?aku ga mau nyerah duluan ka. Kalo emang aku yang kalah, ya gapapa, nti aku yang bayarin nonton..” dengan muka agak cemberut.
“gak jadi juga gapapa koq de…”katanya.
“sorry yaw, de kan udah janji.. jadi ya harus ditepatin”jawabku dengan nada semangat. Nonton emang salah satu hobi ku.hehehe. kamipun pergi ke bioskop, tapi ternyata penuh. Jadi aku putuskan kelaut ja yang jaraknya gak jauh dari Cirebon mall.
“kak boleh ga manggil deniaz ade?” suara fariz membuatku terkejut.
“eh, ade?boleh. heee” jawabku diselingi canda
Lalu kami pun pulang dengan terpisah, karena rumah ku memang tak searah dengannya.
Semenjak hari itu, hubunganku dengan fariz semakin dekat saja. Di kampus kami sering bercanda, tentunya disitu juga banyak anak-anak kampus lainnya. sampai ada yang mengira aku dan fariz pacaran. Ya ampun! Kampus yang penuh gossip.
Sebuah pesan singkat kembali membuyarkan lamunanku.
I message received
De, dah mandi blum?
berangkat jam berapa?(fariz)
Tak kupedulikan sms itu, “ah, aku masih sebel dengan mimpi itu. jadi, aku juga sebel sama orangnya” gerutuku dalam hati. Aku bangun dan membuka jendela kamar, sudah terang rupanya…
Jam menunjukkan tepat pukul 07.15 pagi. Setelah cuci muka dan mengganti baju piyama, aku berlari ke meja makan. Hmm, ada nasi goreng buatan adikku. Segera ku makan dengan lahap.  Selesai makan, aku kembali ke kamar dan memeriksa handphone yang sedari tadi berdering.
2 missed calls, Fariz.
3 messages received
Message 1
De, koq g di blz c…? de gi BT ya ma kak?(fariz)
Message 2
Yaudah kalo de marah, kak nta af…(fariz)
Message 3
Malam ini..kaupun hadir di dalam mimpiku
Jelas kulihat indah senyummu…
Meski diriku terlelap..terpejam mataku ini..
Saat ini…kau seakan temani tidurku
Habiskan waktu malam denganmu…

Pikiranku melayang membaca sms ketiga, sebuah lagu indi yang lagi banyak di request di beberapa stasiun radio akhir-akhir ini. “apa ka’ aiz bener-bener mimpi’in aku malam ini?ah, gak usah ge’er!” batinku berbisik. Segera kusiapkan kartu ujian, bolpoint, dan satu buku catatan, sekedar untuk baca-baca saja sebelum ujian dimulai, lalu pergi mandi dan bersiap ke kampus.ini hari ujian pertama, aku harus bisa!
________
Semakin hari semakin dekat saja hubunganku dengan fariz, bahkan aku tak segan mencubitnya ketika merasa jealous. Jealous? bukan berarti kita pacaran loh, hanya sekedar dekat sebagai teman saja. Aku menganggapnya seperti kakakku sendiri. Soalnya dia baik, perhatian, sederhana, suka bercanda, selalu bikin aku ketawa dan yang pasti gak gampang tersinggung.
Setiap hari fariz tak pernah melewatkan harinya tanpa sebuah pesan singkat untukku. Entah hanya bertanya kabar, lagi ngapain, ngucapin met malem en met tidur atau obrolan lainnya. membuat kami semakin akrab dari hari ke hari.
Met malem de, met tidur…
good night n so long…
ka sayang ade, I miss u
sebuah pesan singkat yang tak jarang mengantarkanku tidur berselimut mimpi tentangnya.
Menyelami malam yang kian larut dan menawarkan suasana khasnya, hening. Saat semua orang terkapar pada pembaringannya, lepaskan penat yang dirasa hari ini, tapi malam ini mataku tak juga terlelap, menerawang jauh pada sebuah ingatan tentangnya.
 “Ah, kenapa aku harus marah saat membaca isi inbox nya yang rata-rata berisi pesan dari cewe’? apa aku menyukainya? atau sekedar sayang? takut kehilangan dia?atau takut di benci dan dijauhi olehnya? Ya Tuhan…perasaan apa ini…???”
------
Malam ini begitu hening
Tapi aku tak merasakannya
Aku masih saja menerawang jauh
Ke sebuah pelarian hati
Yang terlelap disana
kucoba menyibak isi di hatimu
apakah sama yang kurasakan?
------
Aduh…mata ini tak juga terpejam. Pikiran ini semakin menerawang jauh dan dipenuhi tanya, yang juga tak kunjung ku temui jawabnya.
 “apa arti dari perhatiannya selama ini?benarkah tak lebih dari sekedar teman?tapi kenapa aku merasa itu berlebihan?atau itu hanya harapku?gak…aku ga boleh berharap lebih, lebih baik semuanya tetap seperti ini. tak ada cinta yang harus di ungkapkan, biar semuanya menjadi rahasia hati yang akan hilang di telan waktu”
Semua pertanyaan-pertanyaan itu melambung tinggi membawaku kealam bawah sadar, bermimpi dan melepaskan penat hati, asyik menatap ribuan bintang yang mengelilingi…sejenak melupakanku pada pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab itu, setidaknya sampai ku terbangun di pagi hari.
_________

“kriiiing……..”
Suara telpon di pagi hari yang selalu membagunkanku dari tidur, dan sebuah pesan singkat yang selalu hadir menyambut awal hariku.
Pagi de...
Dah bangun blom?(fariz)
Selalu saja ada pesan singkat dari fariz yang kulihat pertama kali saat ku terbangun, dan itulah perhatiannya yang hingga kini tak pernah hilang. membuatku semakin simpatik padanya. 
Di kantin, saat jam kuliah usai, aku dan ine sedang asyik makan jajanan, suasana kantin hari ini tidak begitu ramai, sebagian anak-anak lain sudah pulang, hanya ada beberapa anak kelas karyawan yang kebetulan ada jadwal kuliah sore hari itu. meja dikantin itu terletak berhadapan, dan beberapa meja lainnya menghadap tembok dengan satu bangku yang panjangnya hampir sama dengan ukuran meja di kantin itu. Dede duduk berhadapan dengan ine yang duduk di sampingku.
“de, kayaknya lu deket banget ya ma fariz?atas dasar apa neh?”sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Dede, teman satu band Fariz.
“engga ada apa-apa, cuma temen” jawabku yang masih asyik menyeruput juice mangga buatan ibu kantin.
“masa sich…apa yang dia suka dari kamu ya? Atau jangan-jangan kamu cuma di jadi’in pelariannya dia. Hati-hati loh...” kini Dede mulai meledek,
“gak mungkin juga aku buat pelarian. kaya gak ada yang lebih cantik aja!”jawabku dengan nada santai, menutupi kekesalanku.
“apa benar cuma sekedar pelarian?tapi kenapa aku?kan aku gak lebih cantik dari mantannya itu?gak mungkin…” bisikku menenangkan hati.
“de, pulang yuk? besok gue banyak tugas neh” ine yang sedari tadi hanya mendengarkan, mengajakku pulang. Aku hanya mengangguk lalu kami keluar dari kantin dan menumpang angkutan umum yang mengantarkan kami hingga ke terminal.
“ngga usah kamu pikirin omongannya dede, dia orangnya emang gitu” ujar ine yang sepertinya mengetahui isi pikiranku.
“ah, engga…aku gak mikirin itu koq!”
“truz kenapa dari tadi diem?”matanya menatapku lekat-lekat, membuatku kikuk dan merasa terpojok.
“aku gak apa-apa koq…” kini aku mengalihkan pandangan keluar jendela. Ine tak bertanya lagi, ia masih menebak-nebak pikiranku dalam hatinya. Hingga ia turun di sebuah gang menuju rumahnya.
de, gue tau lu bisa memilih yang terbaik buat diri lu sendiri, take care ya!(ine)
------
Aku tersenyum membacanya, “thanks ne, dari dulu kamu emang temen yang paling ngerti’in aku”gumamku dalam hati. Kuhempaskan tubuhku diatas ranjang, tas kuliah masih tergeletak di atas meja belajar. Pikiranku melayang jauh…kembali memikirkan apa yang dikatakan dede, segera kukirim pesan singkat untuk fariz.
Ka, ngga jadi’in de pelarian kan?(deniaz)
Beberapa lama kemudian, sebuah balasan sms datang,
Engga lah de…
koq de ngomongnya gitu c?
Ada apa?(fariz)
-----
Engga…(deniaz)
-----
Bo’onk…psti da apa”(fariz)
-------
Ka nggak jadi’in de pelarian koq
Ka juga ngerti itu,
Ka seneng bisa temenan ma de,
Tp klo de mang ga mo temenan ma kak lg jg gpp,
Makasih y dah mo jd tmen kak slma ni… (fariz)
-----
Engga koq ka…de jg sneng tmenan ma kak…(deniaz)
Esoknya, semuanya kembali membaik dan tak pernah lagi kupedulikan omongan Dede, “dia hanya syirik melihatku dekat dengan fariz!” gumamku. Hubunganku dan fariz dari hari kehari semakin akrab saja, dan kami sering sekali pergi keluar saat jam kuliah selesai. Setiap hari sms darinya tak pernah henti meramaikan hari-hariku, sejenak aku melupakan teman hati yang kini jauh di seberang sana.
“Dia…ah, kenapa aku harus mengingatnya disaat seperti ini, tak ada kepastian darinya, tapi…tak pernah ada kata putus darinya, hanya terlontar keinginannya untuk serius denganku, apa aku masih mencintai dan mengharapkannya? saat ia kembali nanti, apa yang harus ku katakan?”  pertanyaan-pertanyaan itu menari-nari dalam pikiranku. Aku menghela napas panjang, sinar jingga yang menyelinap dari celah jendela perlahan mulai menghilang, sebentar lagi waktu shalat maghrib tiba, aku beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, membersihkan seluruh badanku dengan guyuran air yang mengalir dari kran, membuatku merasa lebih fresh. Malam itu, aku disibukkan tugas kuliah yang mulai menumpuk, ku kerjakan sedikit demi sedikit dan tak terasa malam mulai larut. Kuhentikan pekerjaanku, menaruh buku-buku itu ditempatnya. Kubaringkan kembali tubuhku diatas ranjang, tak ada sebuah pesan dari fariz, sudah terlelapkah ia? Perlahan jariku mulai memainkan huruf-huruf yang tercetak di handphone, satupersatu ku ketik dan terangkai sebuah puisi yang kemudian ku kirimkan ke nomornya.
Aku punya satu hati
Tapi setengah hati ini sudah terisi
Dan ku ingin kau yang setengahnya
Bukan berarti aku pengobral cinta
Tapi itulah permintaan hati
Sebuah rasa yang pernah kurasa
Dan tak bisa lagi kubendung
Apa yang harus kulakukan
Ketika cinta lain bersemi?
Ku tak dapat lagi mengendalikan rasa itu
Bukan aku yang mau…
Haruskah aku membisu biarkan semua
Terus tumbuh dan tumbuh di hati?
Lama aku terdiam, membaca berulang-ulang kata-kata yang kurangkai barusan. Tak lama kemudian, sebuah pesan datang dari fariz.
Belum tidur de?
Oya, tadi puisi buat syapa?
Kayanya de lg ska ma orang ya,
De boleh koq cerita ma kak…(fariz)
------
Ga buat syapa”, iseng ja…
Coz, kertas drmah de abis
 jd nmpang nlis di lyar hp k ais za ya.hehe
Af ya, g bilang dlu mo ngirim puisi.:p (deniaz)
------
Owh…ya gpp. Mank puisinya wat sypa c?(fariz)
-------
Buat syapa z yang mau…hehe (deniaz)
-------
Loh koq gitu?harus tepat sasaran donk…(fariz)
------
mgkin bgi kita  tpat sasaran,
pi lum tentu yang jd sasaran ngerasa tepat…
klo gda yg mau buat ka za deh puisinya,
klo gak ska ya dhpus ja…(deniaz)
------
ka suka koq puisinya…nti ka save,
oya,beneran puisi tu wat ka?
Mang pa yang de suka dari ka?(fariz)
-----
Gatau…de ngantuk, tidur dlu ya..(deniaz)
-----
Ya udah, klo ga mo jwab, ka ga mksa koq
Met tidur ya…moga mimpi indah
Kak sayang de…
I miss u…^_~  (fariz)
-----
Engkau dinda yang kupuja
Teruslah bermimpi indah
Hingga hariku menjemput impian
Engkau dinda yang ku sayang
Teruslah berharap
Bahwa aku bintang hati yang terindah (fariz)

Sebuah lirik lagu dari Fariz itu mengakhiri malam ini, membuat pikiranku melayang jauh dalam angan-angan dan harapan yang tak pasti dan tertambat dalam hati, di antara kebimbangan satu cinta dan satu sayang, terungkap dari sebuah puisi yang menyembunyikan berjuta makna di setiap kata-katanya. benarkah yang ku tebak, dari puisinya ku mengartikan ia punya perasaan untukku, tapi apa maksudnya “hingga hariku menjemput impian”? apakah cinta ini akan terwujud suatu saat nanti? Ataukah ia akan menjemput impiannya sendiri dan meninggalkanku? dan dia berharap agar aku menjadikannya sesuatu yang spesial dalam hatiku? Hanya harap… sampai kapan? Apa perasaan ini selamanya tak kan terungkap… meski aku tau diapun merasakan hal yang sama, seperti yang pernah ia katakan “kadang kak suka mikir, kenapa kita gak ketemu dari awal kita di kampus itu …” .
Biarlah semua tetap tersembunyi dibalik kata yang terangkai dalam hati. aku tau, semuanya demi rasa, agar tetap terjaga dan menyenangkan, seperti sedia kala…
Di hempas gelombang
Dilemparkan angin
Terkisah bersedih bahagia
Di indah dunia yang berakhir sunyi
Langkah kaki di dalam rencananya
Semua berjalan dalam kehendak-Nya
Nafas hidup cinta dan segalanya
Dan tertakdir menjalani sgala khendak-Mu Ya Rabbi
Ku berserah ku berpasrah hanya pada-Mu Ya Rabbi
sebuah tembang religi yang yang dilantunkan penyanyi kondang itu mengalun indah di telingaku, menyusupkan kedamaian dalam hati… ya, semua yang terjadi adalah atas kehendak-Nya, semuanya di atur olehnya, nafas, hidup, cinta dan segalanya… aku berserah pada-Mu Tuhan atas apa yang akan terjadi nanti…

                                                *****
>>>cerita ini terinspirasi dari hubungan kita (Arieszema) yang begitu kompak, sungguh kenangan yang indah,meski harus berakhir dengan airmata, karena salahku....... yang mudah menyerah untuk memahami sifatmu.. hubungan kita hanya bertahan kurang dari 3tahun. 
sebuah cinta rahasia....... yang akhirnya ku nikmati jua..
 cerita ini selesai dibuat pada tanggal 5 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar