Selasa, 15 Mei 2012

andai cintaku pun buta


Kata orang cinta itu buta
Gak mengenal tahta dan harta
Apalagi muka
Tapi kok cintaku kaya kapten bajak laut
Yang memandang dengan sebelah mata?
Haah,, seandainya cinta juga buta padaku
Mungkin dia bisa aku miliki....

Raka terheran-heran dengan sajak yang barusan dibacanya dari file Tiyo. dia tertawa kecil membayangkan bentuk love bermata satu, seperti itukah cinta yang Tiyo alami? Pantas saja Tiyo mengoleksi film bajak laut, mungkin ini alasannya. Raka terus menebak-nebak dengan mengerutkan keningnya seolah berfikir keras. sok detektif deh!
“ka, lagi ngapain lo buka-buka file gue!?”
Raka salting aksi buka-bukaannya di ketahui Tiyo

“eengg...anu.... aku ma..u liat catatan kuliah ilmu.. komunikasi kemaren.. hee,
eh Yo, lu lagi patah hati ya? Eung... tadi gue gak sengaja nih baca sajak aneh lo. hee” Raka nyengir sejadi-jadinya, persis ketawa kuda di film film kartun koboy.
“sialan lo ngatain sajak gue aneh, baru gue tinggal ke belakang aja dah berani buka file gue, gimana kalo gue titipin cewek ke lo” kini muka Tiyo memerah.
“gue kantin dulu deh ya, takut lo berubah jadi bajak laut trus ngebajak hidup gue. daagh!”
Tanpa banyak pikir Raka kabur ke kantin meninggalkan Tiyo sendirian di kelas, dia tau kalo berlama-lama di kelas hidupnya akan hancur dalam hitungan menit.
“ Rakaaaaa awas lo! gue abisin duit lo!”

Suasana hening.
Tiyo melepas kacamata dan menyeka matanya yang lelah. Hari ini pak Seno memberikan mata kuliah 6 SKS sekaligus.  Tiyo mengehela nafas dan kembali memakai kacamata minusnya. Ingatannya tertuju pada seorang perempuan yang pernah hadir di hidupnya, gadis manis yang baik dan pintar. Yang sangat mengganggu hatinya dari dulu hingga sekarang, sudah hampir 6 tahun gadis itu menghuni hatinya dan menguncinya. Tiyo tak pernah menyukai gadis lain selain Aisha. Gadis yang sangat manis itu ia kenal sejak di bangku Madrasah Tsanawiyah. Waktu itu Aisha adalah calon siswa baru di Madrasah Tsanawiyah tempatnya menuntut ilmu. Dan Tiyo ikut serta menjadi panitia di acara MOS waktu itu.

Aisha menunduk ketakutan saat Tiyo membentaknya karena terlambat dalam acara api unggun yang di adakan di lapangan sekolah.  Tiyo bangga melihat calon adik kelasnya takut dengan bentakannya. Padahal pada kenyataannya Tiyo hanya siswa biasa yang bergabung dengan Rohis sekolah. Dikenal sebagai orang yang baik dan jarang sekali marah. Meski sesekali teman sekelasnya ada saja yang mengerjainya.

Acara api unggun dimulai setelah acara yel-yel dari masing-masing kelompok. Setelah itu acara dilanjutkan dengan memperlihatkan keahlian dari setiap kelompok. Ada yang menunjukkan aksi ala grup band lengkap dengan penyanyi dan gitarnya, seni drama, seni tari, tebak-tebakan dan hiburan lainnya seperti sulap sederhana.
Saatnya kelompok Aisha memperlihatkan keahliannya. Dari 6 orang, mereka memperagakan berbagai tarian daerah secara bergantian. Santi dan Mega memperagakan tari kecak dari Bali, Diah dan Susi memperagakan gerakan tari piring, Aisha dan Dea memperagakan tari Jaipong. Semua peserta orientasi berdecak kagum dan memberikan tepuk tangan yang meriah.
Aisha tersenyum dengan manisnya, wajahnya manisnya tetap terlihat ayu meski hanya di terangi cahaya api unggun. Tiyo tak henti-hentinya memandangi Aisha menari daerah, ia kagum, gadis manis itu ternyata pandai menari dan sangat anggun meski penampilannya tampak sederhana.

“aisha kamu dimana sekarang?” gumam Tiyo dalam hati.
Ia tak tau bagaimana kabar gadis pujaannya itu, kabar terakhir yang dia tau, Aisha akan dijodohkan dengan anak teman ibunya. Seorang pengacara muda.
“hhhff.... buatku kamu terlalu sempurna Aisha, sampai-sampai aku merasa tidak pantas untuk mengatakan perasaanku selama ini” gumam Tiyo lirih.

“Yo, dipanggil Bu Rully tuh di ruangannya” sapa Edi yang tiba-tiba ada di hadapannya
Tiyo tersentak dari lamunannya dan buru-buru merapihkan mukanya yang kusut.
“ada apa lagi ya Di?”
“kurangtau Yo, tadi sih bu Rully juga abis marahin anak Ekonomi  juga, ngeri deh pasti nilainya tuma, satu koma gitchu..........” jelas Edi dengan lagak bencong kumatnya.
“gue langsung kesana aja deh Ed! Daripada jadi korban biadab kebencongan lo!” Tiyo pergi begitu saja meninggalkan Edi mulai gak waras.

>>>bersambung...... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar